Pages

Wednesday, September 12, 2012

Jalan-Jalan Kerja Part 4, Pesisir Utara Danau Toba Plus Air Terjun Sipiso-piso di Tongging

Biarlah aku menanti
Setitik embun pagi
Walau...
Tak berdahaga 

Menuju Sipiso-piso si pemegang trah tertinggi air terjun di Indonesia, ini adalah babak baru akan kecintaan gue terhadap Tanah air ini. Ini adalah suatu lompatan besar dalam keberanian diri gue untuk berjalan terus menjelajah Negeri ini.

Malam sebelumnya di tengah kota Medan
Bincang-bincang malam itu sama seperti biasanya. Beberapa gelas kopi hitam pekat, berbatang-batang rokok, bermacam-macam gurau seolah-olah menjadi perpaduan yang lengkap menemani perbincangan kami malam itu.
Malam minggu tepatnya hari itu, 2 hari sebelum kepulangan kami ke jakarta senin siang nanti. Besok adalah libur tentunya, dan sangat sayang sekali bila tidak diselipkan dengan liburan ke suatu tempat. Danau Toba mungkin???
Hanya itu yang selalu ada dikepala gue 6 hari lalu saat pertama kali menginjakkan kaki di Medan.

Dari banyak informasi yang gue dapet, Spot terbaik ke Danau Toba dari Parapat, 6-7 jam perjalanan dari tempat gue sekarang. Tapi kayaknya nggak mungkin juga kesana, karena jatah liburan gue cuma sehari, besok doang. Dan gue nggak mau Senin sampe ketinggalan pesawat, trus terpaksa beli tiket pesawat sendiri buat pulang.

Akhirnya gue googling-googling sendiri cari akses terdekat ke Danau Toba dari Medan. Ketik keyword "Wisata Danau Toba", dan sialnya selalu saja yang tampil di jajaran terdepan rekomendasi Mbah Google selalu merujuk ke Parapat. Sudah habis beberapa keyword yang gue ketak-ketik, selalu aja ke Parapat....Parapat...Parapat lagiii....
Gue coba lanjut ke Plan B ----->
Matiin laptop, pake celana... lho??? emang tadi pas Googling nggak pake celana Ndar???
"Pake deng... cuma bercanda hehehehe... "
Matiin laptop, terus ke receptionis cari-cari informasi akses terdekat ke Danau Toba.

 Dan Begini kata mbak-mbak resepsionis dengan logat Batak yang kental
"oiya bah, si eeeeemas nya bisa peeerrrgi keeeee Tongging saja kalau beeegitu bah, deekat kok dari sini bah, seekitar 3 seeetengah jam peeerjalanan bah, tapi aku tidak tau menau angkutan meeenuju keeesana bah."
hiiii.... takut ah nanya-nanya lagi ke mbak-mbak resepsionisnya :D

Yaudah deh, balik lagi ke kamar.... buka celana... lhoooo????
Gue nyalahin lagi deh laptop trus Googling-googling lagi.
Yeahhh... i get it!!!!
Mari menuju Desa Tongging yang dekat dengan pesisir utara Danau Toba plus bonus Air Terjun Sipiso-piso.

Minggu pagi itu, gue siapin segala perbekalan menuju ke Tongging. Terpaksa gue harus berangkat sendiri, karena yang lain masih tertidur lelap karena begadang semalam. Okey, tidak masalah... karena petualangan baru gue mulai dari titik ini.
Dan Baru saja mau berangkat, Kang Agus tiba-tiba mau ikut... Alhamdulillah....
Jadilah gue dan Kang Agus jalan sekitar jam 10 waktu itu.


Penampakan Kang Agus
Start dari Lapangan Merdeka (Medan) karena kebetulan letak hotel tempat gw menginap persis berada di seberang Lapangan Merdeka. Dari info yang gue dapet waktu Googling kemarin, dari sini gue harus menuju ke terminal bus Pinang Baris menggunakan Bentor, kendaraan khas yang banyak tersebar di wilayah Sumatera Utara. Bentor adalah kendaraan sejenis becak kalo di Jakarta, tapi uniknya Bentor ini menggunakan kendaraan bermotor.
Setelah tawar-menawar akhirnya kami sepakat untuk diantar ke Terminal Pinang Baris dengan ongkos 30ribu. Di perjalanan menuju terminal abang-abang tukang becak banyak bercerita tentang dirinya, maksudnya bangga-banggain dirinya kalau dia itu orang jujur, nggak mungkin menipu harga sama penumpang. Dia Bilang ongkos 30ribu ke terminal Pinang Baris itu sudah murah sekali. Padahal dari GPS yang gua liat, ini gue jalan ke terminal kok dibikin muter-muter, mungkin biar kesannya jauh dan cukup pantas dengan 30ribu yang kami keluarkan. Sial banget dah, baru juga jalan udah kenap tipu.

Tiga puluh menit sudah sampai akhirnya kami tiba di terminal Pinang Baris.  Sebelumnya kami sudah  di beritahu abang bentor untuk naik Elf yang menuju Kaban Jahe.
Clinggg...!!! bayar ongkos 14ribu kami langsung bergegas naik dan mencari tempat duduk juga dengan perjanjian, sesam painya di Kaban Jahe akan dicarikan angkutan menuju ke Tongging. Dan di dalam Elf inilah kesengsaraan dimulai kawan.

Lima Belas menit sudah kami menunggu di dalam Elf (selanjutnya kita sebut bis aja yah...!), akhirnya bis yang kami tumpangi berjalan meninggalkan Terminal.
Dan iniliah cerita fenomenal di dalam bis ini...

15 menit pertama...
Masih nyaman duduk manis, walaupun agak sumpek tapi nggak apa-apa lah.
Belum ada pemandangan yang bagus, karena masih melintas di dalam kota.

30 menit berikutnya...
Wah... bang...bang!!! ini bisnya sudah penuh lho!!! Dan tetap saja dengan tampang tak berdosa gw disuruh berdiri untuk ngasih duduk buat penumpang yang baru naik, padahal kan bis ini pendek, jadi gue harus berdiri sambil menundukkan kepala.
Perjalanan sudah melewati batas kota dengan ditandai makin jarang jarak antara pemukiman penduduk.

45 menit sanjutnya...
Arrrgggghhhh..... ini bis perasaan udah penuh dah, kenapa masih naikin penumpang lagi ini. Dan dengan polosnya si abang kenek bilang ke gue
"Mas bisa naik di atas nggak soalnya bisnya udah penuh ini !!!"
Whaattttttttt....!!!!! naik ke atas bis!!!! Gila aja ini kenek, mau bikin gue celaka apa. Dan dengan tidak haluspun gue menolak suruhan si abang kenek itu. Dan yang menjadi korban pada akhirnya adalah bocah-bocah ababil yang berdiri di samping gue, dan bocah itu nurut,girang!!! Gila benerrrr !!!
Jalan yang kami lalui sudah mulai menanjak bukit-bukit tinggi yang terjal, udara sudah mulai sejuk dan makin banyak pemandangan ijo-ijo yang menyejukkan mata.

20 menit selanjutnya...
Dan ternyatah sodarah-sodarah... bis udah penuh banget dan nggak mungkin lagi dinaiki penumpang. Namun gue masih tetap berdiri sambil menunuduk.
Wow... beautiful Brastagi.... Sejuk sekali udaranya, seperti di puncak di Bogor namun lebih berkabut. Sepanjang jalan banyak ditemui rumah makan yang menunya B1,B2 dsb. Tanjakan dan turunan makin curam dan jalan yang dilewati pun semakin sempit saja. 

30 menit berikutnya...
Kang Agus sakit gigi.... aduhhh gimana ini, nggak tega gue ngeliatnya. Tapi Kang Agus tetap bertahan pada keteguhan untuk sampai ke Tongging, padahal gue udah ikhas aja bilang ke Kang Agus kalau dia nggak kuat gapapa kok kalau kita balik lagi ke medan.
Sementara bis yang kami tumpangi saat itu sudah memasukki Kaban Jahe, dan kata sanga abang kenek yang "bijak" itu bilang sebentar lagi bis kami sampai di terminal Kaban Jahe.


Setelah hampir dua setengah jam perjalanan kami pun sampai juga di terminal bis Kaban Jahe. Tak cukup membuat kami sengsara di dalam bis tadi, abang kenek yang "bijak" itu pun mengingkari janjinya untuk mencarikan kami angkutan menuju ke Tongging.
Bingung kan kami jadinya di terminal, dan ingat ini Sumatera Utara kawan !!!
Daripada keliatan kebingungan nanti bisa jadi sasaran penjahat, lebih baik keluar dari kawasan terminal dan mencari obat sakit gigi buat Kang AGus yang keliatannya makin pucat saja wajahnya.

Sambil membeli obat buat Kang Agus, gue nanya-nanya tuh sama si tukang warung seputar angkutan ke Tongging. Kata si tukang warung, dari terminal tinggal naik Elf warna kuning untuk menuju ke Tongging.... okayyy... terima kasih abang tukang warung.

Itu dia Elf yang kami cari-cari sudah dapat, langsung saja kami naik dan cari-cari tempat duduk agak dipojok supaya bisa istirahat di perjalanan nanti. Badan gue emang pegel-pegel banget kawan, akibat menunduk di bis tadi itu.
Tanpa tunggu lama Elf yang kami tumpangi segera berjalan, dan Kang Agus sudah tidur setelah minum obat tadi. Semoga cepet sembuh Kang, biar nanti bisa menikmati keindahan Danau Toba.
Sepanjang perjalanan melewati Tanah Karo, Gue disuguhi perkebunan jeruk yang siap panen, jadi bikin ngiler aja.

Sejam sudah dan akhirnya sampai juga di sebuah pertigaan tempat kami turun, ini hasil info dari Bapak-bapak yang baik yang memberi tahu kami dan kebetulan dia pun turun di tempat yang sama. Oiya... ongkosnya waktu itu 5ribu rupiah saja sodarah-sodarah.

Turun dari Elf, lalu kami segera menaiki bentor lagi namun kali ini sangat murah, hanya cukup membayar 5ribu rupiah saja untuk ke Air Terjun Sipiso-piso, atau 25ribu untuk ke Danau Toba. Mengingat waktu itu sudah menunjukkan jam 3 kurang, kami pun mengurungkan niat untuk ke Danau Toba.... kenapa????
Waktu kami tidak banyak kawan, jam 6 sore kami sudah harus sampai di terminal Kaban Jahe kalau tidak mau tertinggal bis yang menuju ke Medan.
Tetapi ini bukan pilihan yang salah, inilah Air Terjun Sipiso-piso yang terletak di sebuah lembah yang dalam yang menghadap langsung ke Danau Toba. Jadi Walaupun kami tidak turun ke Danau Toba, cukup dari sini kami sudah bisa menikmati keindahannya walau dari jauh sekalipun. Oiya.. Kang Agus sudah sembuh kawan.

Tiket masuk wisata Air Terjun Sipiso-piso ini cukup 3ribu rupiah/orang, amat sangat murah sekali dibandingan pesonanya yang sangat indah.
Hal pertama yang terpikir saat sampai di Sipiso-piso adalah makan. Maklum dari jam 10 kami berangkat tadi, perut ini belum terisi lagi kawan.
Setelah cukup kenyang perut ini langsung saja kami menuju ke air terjun.


Air Terjun Sipiso-piso

Pesona Danau Toba

Danau Toba

Puas bepata-poto ria sekaligus menikmati dinginnya aliran Air Terjun Sipiso-piso, kami pun bergegas kembali ke Medan. Saat itu jam 5 tepat kami kembali menumpang bentor menuju pertigaan Tongging dan melanjutkan perjalanan ke Kaban Jahe lalu kemudian sampai di Kota Medan jam 11 Malam.
Lelah hari itu lunas sudah terbayar oleh karya indah Sang Pencipta.

Terima Kasih Ya Allah, sungguh besar kuasa-Mu.

-----------------------------------------------------------------------------------
Add FB Comment

Monday, September 10, 2012

Jalan-Jalan Kerja Part 3, Sejuknya Kota Malang

Aku masih disini
Di tepi bukit ini
Bukan untuk meratap
Bukan untuk termenung

Aku disini
Karna Aku
Mencari inspirasi

Dari Surabaya lalu ke Sidoarjo dan berteduh di Malang....
Hidup ini indah kawan, hidup ini sungguh merupakan anugerah yang tak ternilai harganya dan hidup ini adalah sebuah perjalanan, dan inilah perjalananku selanjutnya.

Surabaya..oh..Surabaya...
Pertama kali seumur hidup gue bisa memijakkan kaki di Kota Pahlawan ini. Pertama kali juga dalam hidup gue naik pesawat terbang.

Lupakan tentang pekerjaan dan tulis tentang jalan-jalan.
Yups... Untuk tulisan selanjutnya lebih gue fokuskan pada jalan-jalan saja kawan, tapi tentunya gue sudah menyelesaikan tugas negara dulu kawan, baru dah sisa waktu gue di luar kota gue manfaatkan buat jalan-jalan
Aji mumpung... hihihihihihi... :p

Dari Surabaya langsung loncat ke perjalanan menuju Kota Batu, Malang.
Minggu pagi itu Mas Hartanto, supir cabang kantor gue udah menunggu di depan hotel tempat gue dan kawan-kawan menginap. Waktu itu Gue, Naim, Budi, Fauzi, dan Teguh terpaksa harus bangun pagi-pagi, buru-buru sarapan, karna kasian kalau Mas Hartanto nungguin kami terlalu lama. Sebenernya masih ada 8 orang temen gue yang susah banget dibangunin, jadi dengan terpaksa ya gue tinggal aja hahaha....

Tepat jam 8, Sedan xenia silver yang kami tumpangi melaju menuju Bromo
Tadinyaaaaa.... kita sepakat untuk menuju Bromo, tapi karena Mas Hartanto bilang kalau ke Bromo itu berangkatnya harus malam dan waktu kami tidak begitu banyak, sebab besok masih ada pekerjaan yang harus kami selesaikan. Terpaksa harus cari alternatif lain.

Malang....
Iya, akhirnya kita memutuskan untuk pergi ke Malang.  Kota yang diapit oleh empat gunung di empat penjuru mata angin. Ada Gunung Arjuno di sebelah utara, Semeru di timur, Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat dan Gunung Kelud di selatannya. Maka tidaklah heran jika kota malang ini terkenal dengan udaranya yang sejuk.

Kami berangkat sengaja melewati rute perjalanan memutar yang lebih jauh. Rute yang kami lewati melewati Jombang-Pare-Pujon-Batu.

Sepanjang jalan melewati kota Jombang, kami disuguhkan pemandangan sawah yang luasnya seperti tak berujung. Karena saat itu belum musim panen, sawah-sawah itu tampak begitu hijau menyejukan mata. Disana kami mampir sejenak untuk buang air kecil di sawah... hihihi.. jangan ditiru ya kawan :p Sambil istirahat sayang rasanya kalau tidak menikmati kesegaran Es Tebu, hanya dengan cukup membayar Rp. 2000 saja.


Perjalanan pun dilanjutkan melewati Pare dan Pujon, sampai sekitar jam 1 siang akhirnya melintas juga di Kota Batu.

Wow...
Subhanallah,,, indahnya negriku ini. Waktu itu gue ngelewati kawasan wisata Gunung Banyak. Pengen banget turun sebenernya untuk sekedar ngopi-ngopi sambil menikmati keindahannya, namun karena tempat yang dituju masih lumayan jauh dan waktu itu udah menunjukkan jam 1 siang. Dengan amat sangat terpaksa kami urungkan :(




Jam ditangan gue waktu itu menunjukkan pukul 2 Siang. Yups setelah menempuh perjalanan sekitar 6 jam, akhirnya sampe juga di Kota Malang. Waktu itu kami sempat bingung mau berwisata kemananya, karena semua baru pertama kali pergi ke Malang, begitupun Mas Hartanto.. Lho!!!!
Clingggggg..... ada ide...ada ide.....
Jadi begini...
Karena Kota Malang terkenal dengan buah apel hijaunya yang sangat ciamik itu, maka dari itu gue ngusulin ke kawan-kawan yang lain kalo kali ini kita ber argro wisata aja.
Wokeyyyy..... Confermmmmm... kata budi sambil loncat-loncatan nggak jelas.

Dengan gaya Mekel Sumakernya Mas Hartanto segela ambil ancang-ancang kemudi menuju Kusuma Agro Wisata. Tak butuh waktu lama kamipun sampai di sana



Brummmmmm......
Sampai juga diparkiran, langsung buru-buru ke loket, karena kami adalah warga negara yang baik yaaa nggak lupa beli tiket dong, lagian juga klo nggak beli nggak bisa masuk... hihihihihi..

Cringgg...cringggg bayar tiket masuk sebesar 45ribu kami sudah bisa menikmati kesejukkan udara disana ditambah diajari tentang cara berkebun Strawberry, menanam Apel. Oiya itu juga udah termasuk Guide sama gratis metik langsung 3 buah Strawberry dan 2 biji Apel.

Nggak lupa dong jeprat-jepret dikit buat kenang2an haha....
Sekitar 2 jam kami disana.
Ngapain aja disana?????
Loncat-loncatan, lari-larian, kejar-kejaran,,,, trus si Budi ngumpet di pohon. Berasa kaya film India aja, tapi versi maho nya. Karena kami ini cah lanang semua. hahahahaha....

Setelah ISHOMA, tepat pukul 5 sore kami bergegas meninggalkan Kota Malang. Capek memang sangat, tapi kenangan itu tak akan pernah terlupa. Dan aku berharap bis kembali ke sini lagi.

Dibuang sayang :D




-----------------------------------------------------------------------------------
Add FB Comment