Pages

Wednesday, May 29, 2013

Boling SAWARNA

Ini adalah kisah antara gue dan pantai, antara gue dan langit-Nya yang biru, antara gue dan riak ombak yang pecah di pesisir pantai berkarang, inilah dimana jiwa gue merasa menyatu dengan indahnya SAWARNA.

Semua telah terencana begitu matang, antara gue, Om Jon, Om Bagol, Abang Chudori, dan Om Yudi.
Jadilah Minggu pagi itu kami pergi meninggalkan padat dan sesaknya Jakarta.
Sekitar 7,8, atau 9 jam lagi kami ditemani kuda-kuda besi kami akan tiba disana, di tempat yang banyak orang bilang The Hidden Paradise di Banten Selatan.

Lama Benar memang rasanya kami di perjalanan nanti, karena kami memang sengaja memilih rute melewati Bogor-Jasinga-Rangkasbitung-Cileles-Gunung Kencana-Malingping-Bayah-Sawarna. Sedangkan Rute terdekat, yaitu melewati Sukabumi-Pelabuhan Ratu kami pilih sebagai rute pulang nanti. Kenapa sih kami lebih memilih rute yang jauh? Kenapa bukan memilih rute yang lebih dekat aja, kan ada tuh lewat Sukabumi-Pelabuhan Ratu? Bukannya nyape-nyapein badan ya? Yaaa.... tapi inilah yang disebut berpetualang kawan, tinggalkan jejak di ujung dunia sekalipun, dan kepuasan itulah yang tidak bisa dibeli.

29 Oktober 2012, tepatnya jam 7 pagi kami berangkat dari Depok. Tak perlu pake kebut-kebutan, tak perlu salip-salipan. Cukup dengan 2 jam kami sampai di daerah Dramaga-Bogor untuk istirahat sejenak sambil mengisi bahan bakar.



Tak mau berlama-lama beristirahat, perjalanan pun kami lanjutkan menuju leuwiliang. Keadaaan jalan sepanjang dramaga-leuwiliang lumayan bagus, walau kadang-kadang ada jalan yang sedikit berlubang. Tancap gas terus kami melewati daerah Cigudeg yang kanan kiri jalannya penuh ditumbuhi tanaman Kelapa Sawit. Sampai akhirnya kami tiba di daerah Cipanas dan waktu saat itu menunjukkan pukul 10.30. Artinya dari Depok-Cipanas kami tempuh dalam waktu 3,5 jam, lumayan lama karna kembali pada moto kami semula "Alon-alon asal klakon".

Sebenarnya saat itu perut sudah terasa keroncongan, tapi perjalanan tetap kami lanjutkan menuju daerah selanjutnya Sajira-Rangkasbitung, Waktu menunjukkan pukul 11.00 saat itu, dan kami sudah hampir sampai di Rangkasbitung, namun ada sedikit insiden saat kami diberhentikan polisi yang sedang melakukan Rajia kendaraan bermotor, dan apesnya waktu itu SIM nya Om Bagol ketinggalan... Jeng....jenggggg!!!! Akhirnya terpaksa tuh Om Bagol merelakan 100rb nya buat makan siang Pak Polisi, sabar ya Om :D



Memasuki Kota Rangkasbitung kami agak kebingungan mencari jalan yang mengarah ke Gunung Kencana, karena menurut petuah salah satu Om Sepuh di Kaskus kalau mau ke Sawarna jangan lewat daerah Pandeglang karena kami akan dihadapkan pada jalanan yang rusak parah. Keep Asking!!! Sesuai dengan baju yang gue pakai, tanpa nyasar kami tiba di daerah Cikulur dan ini memang rute yang benar menuju Malingping.

Waduh, kami lupa untuk mengisi bensin penuh di Rangkasbitung. Karena menurut Om Sepuh Kaskus di sepanjang jalan Rangkasbitung sampai Malingping kita tidak akan menemui Pom Bensin. Memang sudah terlanjur jalan, dan sudah sampai Cikulur kami pun mengisi bensin eceran di sebuah warung sekaligus untuk Istirahat,waktu saat itu menunjukkan sekitar pukul 12.00 .

Tepat jam 12.30 kami lanjutkan perjalanan kami melewati Cileles kemudian Gunung Kencana. Jalan yang kami lalui begitu sepi, tidak recomended untuk perjalanan malam hari apalagi sendirian. Medan jalannya sih lumayan bagus, tapi ada juga jalan yang sedang diperbaiki, dan mungkin paling lama kurang lebih 1 tahun lagi keadaan jalan sepanjang Cileles-Gunung Kencana sudah bagus.



Melewati Cicaringin, Kandang Sapi dan beberapa desa lain, kami pun tiba di Malimping pukul 14.45. Untuk sekedar informasi bahwa di sepanjang jalan antara Rangkasbitung-Malingping ada beberapa pertigaan jalan, jadi Keep Asking aja gan setiap nemuin pertigaan jalan, supaya tidak nyasar.

Mampir dulu ke Pantai Bagedur yang berjarak sekitar 1,5 Km dari Terminal Bis Malingping. Pantai Bagedur terkenal luas pesisirnya dan anginnya pun cukup kencang, bikin semangat kami kembali terpacu setelah perjalanan jauh yang cukup melelahkan. Disini kami sempatkan makan siang, hampir jam 3 baru makan siang? sian banget dah! cuma pake Mie Instan lagi! Setelah makan sambil sesenggukan nahan nangis karena sedih, kami sempatkan foto-foto sejenak dan ketika waktu menunjukkan pukul 15.30 kami lenjutkan perjalanan menuju Sawarna.



Malingping - Sawarna
Pemandangannya sangat bagus dan jalannya pun sangat mulus, surgaaaaaaa.... :D
Memang benar sepanjang jalan ini isinya cuma pantai sama sawah penduduk doang, sebenernya ingin sekali gue mampir di pantai-pantai yang gue lewati, namun mengingat waktu sudah sangat sore takut-takut di Sawarna nanti nggak kebagian tempat nginep, kami bablaskan saja sampai sekitar 1,5 jam kami memasukki gerbang masuk Sawarna.

Makan...makan...makan....!!! Cuma itu yang terlintas di otak gue setelah sampai Sawarna. Kami memutuskan untuk mencari penginapan terlebih dahulu plus...plus...plus... cari makan tentunya. Dapet juga penginapan di Little Sawarna Hula - Hula, cukup dengan 110 ribu perorang plus makan 3 kali. Menurut gue sih terbilang murah, karena dipenginapan ini sudah terdapat TV kabel 2 Kasur empuk dan kamar mandi di dalam, recomended banget dah.

Sampai jam 17.00 perut belum juga terisi nasi, sangat-sangat keroncongan. Tapi indahnya sunset di pantai yang persis berada tepat di seberang penginapan tak akan mungkin kami lewatkan begitu saja. Dengan langkah gontai, terseok-seok, tertatih -tatih, terngesot-ngesot, sambil nangis sesegukan kami berjalan menyusuri kebun kelapa dan akhirnya di depan kami cuma ada laut,pasir,langit,matahari dan disitu cuma ada kami aja, berasa pantai sendiri deh. Lebay....






Malam pun datang dan makanan pun datang pula, Surgaaaaa..... !
Usai makan-Bengong-Ketawa-Bengong  Lagi-Ketawa Lagi, akhirnya satu persatu jiwa kami memasukki alam mimpi, yup... beristrirahat sejenak untuk memulihkan tenaga guna mengejar sunrise esok pagi.

Huaaaa..........!!! waktu saat itu sudah menunjukkan pukul 07.00 dan kami baru terbangun, dan artinya gagal dapet sunrise. Dengan langkah tergopoh-gopoh kami bergegas mandi lalu sarapan pagi untuk selanjutnya menuju Pantai Lagoon pari.

Ke Pantai Lagoon Pari
Jalur perjalanan menuju Pantai lagoon Pari itu sangat tidak direkomendasikan dengan mengendarai Sepeda Motor saat itu, tapi kami malah bawa Motor dan akhirnya kami rasakan sendiri penderitaannya. Bukan kami yang menanggung derita itu, tapi motor-motor yang kami tumpangi yang naas mengalaminya. 


 2 km kami lalui kurang lebih 1 jam, dan akhirnya sampi juga di Lagoon Pari. Indah kawan! sunguh indah, sunyi dan bersih. Perkenalkan, inilah Pantai Lagoon Pari.



Tak hanya berhenti sampai disini,perjalanan kami lanjutkan ke pantai Tanjung layar yang terkenal karena terdapat dua batu besar yang berdiri tegak seperti layar perahu.


Di sana kami habiskan waktu untuk berfoto-foto ria sambil menikmati keindahan pantainya. Belum puas rasanya kami berada disana, namun jam sudah menunjukkan pukul 12.00 artinya kami sudah harus bali ke home stay untuk packing perlengkapan untuk kembali menuju Jakarta.
Jam 14.00 kami meninggalkan desa Sawarna.

Wassalam...

No comments:

Post a Comment