Pages

Wednesday, October 16, 2013

Itinerary Pendakian Semeru



Rabu 25 Desember  2013
13:40 – Naik Kereta Api Matarmaja (Ekonomi) Pasar Senen –> Stasiun  Malang              

Kamis 26 Desember 2013
08:00 – Tiba di Stasiun Malang
08:00 – 08:30 Koordinasi Tim (Perlengkapan dan Kesiapan Anggota Tim)
08:30 – 09:00 Stasiun Malang –> Pasar Tumpang (Carter Angkot)
09:00 – 09:30 Istirahat, Beli Logistik Pelengkap
09:30 – 12:30 Pasar Tumpang –> Desa Ranupani
12:30 – 14:00 Pengurusan administrasi pendakian, Persiapan Perbekalan
14:00 – 20:00 Ranu Pani –> Ranu Kumbolo
20:00 – Bobo imut di Ranu Kumbolo

Ranu kumbolo


Jumat 27 Desember 2013
06:00 –  09:00 Bangun tidur, Sunrise Ranu Kumbolo, masak, sarapan pagi
09:00 –  09.30 Ranu Kumbolo –> Tanjakan Cinta
09:30 –  11:00 Tanjakan Cinta –> Oro-Oro Ombo –> Cemoro Kandang 
11:00 –  15:00 Cemoro Kandang –> Kalimati 
15:00 –  Camp di Kalimati, Persiapan Air, Masak, Makan, Istirahat Total

Puncak Mahameru


Sabtu 28 Desember 2013 
22:00 – 23:00 Persiapan Summit Attack, Masak, Persiapan Bekal
23:00 – 08:00 Kalimati –> Arcopodo –> Puncak Mahameru
08:00 – 11:00 Puncak Mahameru –> Kalimati
11:00 – 15:00 Istirahat di Kalimati, Makan, Persiapan Air Untuk Menuju Ranu Kumbolo
15:00 – 19:00 Kalimati –> Ranu Kumbolo
20.00 – 02.00 Ranu Kumbolo –> Ranu Pane 

Minggu 29 Desember 2013
02.00 – 05.00 Ranu Pane  –> Pasar Tumpang
05.00 – 06.00 Pasar Tumpang  –> Terminal Arjosari (Malang)
06.00 – 08.00 Bersih-bersih dan Sarapan
08.00 – 11.00 Terminal Arjosari (Malang) –> Terminal Bungurasih (Surabaya)
11.00 – 12.00 Terminal Bungurasih (Surabaya) –> Stasiun Surabaya Gubeng
12.00 – 02.30 Terminal Bungurasih (Surabaya) –> Stasiun Pasar Senen (Jakara)
02.30……         Pulangggggg..


Ongkos Perjalanan :
Kereta Api Matarmaja (65.000)
Stasiun Malang –> Pasar Tumpang (Carter Angkot) (20.000)
Pasar Tumpang –> Desa Ranupani   PP (80.000)
Administrasi Pendakian –> biaya camp,camera,asuransi,materai (20.000)
Pasar Tumpang  –> Terminal Arjosari (Malang) (20.000)
Terminal Arjosari (Malang) –> Terminal Bungurasih (Surabaya) (15.000)
Terminal Bungurasih (Surabaya) –> Stasiun Surabaya Gubeng (20.000)
Kereta Api Gaya Baru Malam (50.000)
Perkiraan Patungan Logistik  (120.000)
Total  (diluar makan beli di warung :p)                                                                                Rp.  410.000

Perlengkapan
1. Carrier/daypack WAJIB
2. Tenda Perlengkapan Kelompok
3. Flysheet
4. Sleeping bag WAJIB
5. Matras biasa / matras alumunium
6. Jaket tebal WAJIB
7. Jas Hujan WAJIB
8. Sepatu / sendal gunung WAJIB
9. Pakaian ganti WAJIB
10. Kupluk / topi / slayer
11. Sarung tangan & kaos kaki WAJIB
12. Alat masak
13. Alat makan
14. Botol Minum
15. Bahan bakar buat masak
17. Obat-obatan pribadi WAJIB
18. Alat bersih-bersih, Tissu
19. Senter/ HeadLamp WAJIB
20. Masker/Slayer WAJIB

Friday, June 7, 2013

Ini di Bromo Lho.....

 Perjalanan lumayan panjang dimulai. Sore itu Kamis 20 Desember 2012 gue sudah sampai di Stasiun Pasar Senen, waktu di hape baru menunjukkan jam 19.00, artinya masih ada 1,5 jam lagi kereta Serayu Malam yang akan mengantar gue ke Bandung tiba.
Bromo.... itu tujuan yang akan gue capai kali ini. Sambil menunggu waktu keberangkatan kereta, gue sempetin dulu buat makan malem di warteg pinggir stasiun sambil menunggu 4 kawan gue yang lain. Tidak lama kemudian satu persatu kawan-kawan tiba, ikutan isi perut juga mereka karena kita semua ini baru pulang kerja.
Selesai mengisi perut dan membeli beberapa cemilan untuk di jalan nanti, langsung aja gue menuju pintu masuk stasiun dan standby di peron keberangkatan, karena 15 menit lagi kereta tiba.
Jam 20.30 kereta yang gue tumpangi berangkat menuju Kiaracondong(Bandung) sampai sekitar jam 00.00 gue tiba disana. Karena masih menunggu kereta Pasundan yang baru berangkat esok pagi menuju stasiun gubeng surabaya, akhirnya gue putuskan untuk bermalam dulu di stasiun.

Jum'at 21 Desember 2012
Pagi benar waktu itu dan gue udah bangun karena dingin sekali rasanya udara disini, waktu di hape menunjukkan jam 05.00, udah aja gue langsung ke toilet buat bersih-bersih sekalian shalat subuh. Selesai semua gue langsung bergegas masuk ke kereta yang jadwal berangkatnya jam 06.00.
Satsiun Kiaracondong
Ya.. sekarang sudah jam 6 dan kereta pun berangkat, dan ini adalah 17 jam yang sangat panjang yang bikin pant*t rasanya udah perih kalo dibuat duduk, yang bikin pinggang serasa encok, yang bikin gelisah banget... pokoknya semua rasa ada deh di dalam kereta ini.
 
Masih seger...
Kasian kawan gue yang satu ini :p
Agak telat sepertinya, karena kami tiba di stasiun Gubeng (Surabaya) jam 00.30. Langsung aja gue keluar stasiun dan mencari angkutan menuju terminal bungurasih, tawar menawar terjadi dengan supir taksi dan akhirnya disepakati harga 50ribu berlima sampai terminal Bungurasih.
Sampai terminal Bungurasih langsung cari-cari bis jurusan Probolinggo. Waktu itu gue liat ada tuh bis jurusan probolinggo dan langsung masuk aja supaya nggak kesiangan sampai Cemoro Lawang nanti. Dan ternyata sodara-sodarahhh.... bangku di dalam bis sudah penuh, dan gue berdiri sepanjang 3 jam perjalanan Surabaya-Probolinggo, maknyosss banget dah.
Jam 04.00 gue sampai di terminal probolinggo.Untuk mencari Elf jurursan cemoro lawang cukup jalan sedikit ke depan terminal dan belok kiri, dan gue menemukan banyak Elf yang dimaksud.
Di dalem Elf
Kebetulan waktu itu masih pagi, jadi gue bisa bareng rombongan pedagang sayur yang akan menuju Cemoro Lawang, jadi gue ga perlu lama-lama nunggu Elf penuh ataupun harus mencarter, cukup dengan 25rb saja gue bisa sampai di Cemoro Lawang.

Sabtu 22 Desember 2012
Matahari baru saja menunjukkan sinarnya dan menyabut gue yang saat itu tiba di Cemoro Lawang sekitar jam 06.00. Disitu gue turun dan diberitahu supir Elf tempat penginapan murah yang ada disana, sayang gue lupa namanya yang jelas letaknya sekitar 20 meter sebelum hotel Cemara Indah, tempatnya ada di kanan jalan. Penjaga penginapan menawarkan harga 250 ribu permalam dengan fasilitas tambahan TV, langsung aja gue tawar dan akhirnya disepakati harga 150 ribu, disitu gue menyewa 2 kamar yang mau tidak mau harus muat untuk gue dan keempat kawan gue.
Penginapannya yang dikasih tanda panah merah
Langit yang masih menguning di sisi timur desa memaksa gue untuk keluar dari penginapan untuk menikmatinya dan bernarsis-narsis ria padahal sebenarnya badan ini masih sangat letih dan mengantuk karena perjalanan 2 hari kemarin yang cukup melelahkan.
Pagi di Desa Cemoro Lawang


Banyak sayuran
Sampai sekitar jam 08.00 kami menikmati pagi di Cemoro Lawang, lalu kemudian sarapan nasi goreng yang dijual warga disana menggunakan sepeda motor, harganya 8 ribu sudah mendapatkan bonus Aqua gelas.
Selesai sarapan pagi, kemudian segera menuju penginapan untuk bersih-bersih badan sebentar dan menyempatkan diri untuk memejamkan mata sebentar.
Sejam kemudian gue terbangun dan membangunkan kawan-kawan yang lain untuk tracking ceria ke kawah gunung Bromo. Setelah semua, siap tracking ceria pun dimulai jam 10.00, tapi nggak lewat jalur resmi. Bukan karena kesengajaan sebenarnya itupun karena warga disana yang memberitahu kami jalurnya hehehehe....

Turun ke bawah sini trackingnya....
Jalan berdebu...
Kawasan di bromo memang sangat indah, tapi ada satu hal yang menurut gue bikin ilfil sedikit sama kawasan disini. Sepanjang jalur sampai menuju kawah, dihiasi oleh kotoran-kotoran kuda yang terhampar disana, dan gue paling nggak kuat kalo nyium bau-bau kaya beginian, bukan berarti gue sombong lho ya... tapi nggak tau kenapa udah sejak  2 tahun ini gue langsung mual-mual dan muntah-muntah kalo nyium bau-bau yang nggak enak seperti halnya kotoran kuda ini, dan benar saja gue dapet jackpot disini. Tapi apa boleh buat setelah itu gue paksa buat nahan-nahan rasa mual gue itu.
Jalan santai sekitar 2 jam sambil foto-foto, dan malah sempat berfoto diatas kuda disana  dengan tarif 5 ribu akhirnya gue sampai di kawah gunung Bromo, dengan dengkul sedikit bergetar dan nafas yang memburu kecapean haha...
Setelah puas berfoto-foto dan menikmati pemandangan disekitar kawah, gue mutusin buat turun dan kembali ke penginapan karena sudah cukup lelah dan mengantuk berat. Tidak lama setelah kami turun dan sampai di sebuah Pura yang ada disana, tiba-tiba hujan turun lebat sekali, langsung aja gue dan kawan-kawan mengambil langkah seribu menuju satu-satunya tempat berteduh yang letaknya berjejer setelah palang-palang tempat mengikat kuda, lumayan jauh sodara-sodarahhhh...
Dengan pakaian yang sedikit banyak basah, langsung aja gue pesen mie rebus 2 porsi dan segelas teh manis untuk menghangatkan diri. Jam di hape sudah menunjukkan pukul 16.00 dan belum ada tanda-tanda kalau hujan akan berhenti, memang saat itu hujan sudah tidak terlalu deras namun jika saat itu gue paksakan untuk berjalan menuju penginapan sudah dijamin pasti badan akan basah kuyup.
Saat hujan baru reda, dan kemudian hujan lagi :'(
Disitu ada bapak-bapak yang menawarkan jasa ojek sampai ke penginapan dengan harga yang akhirnya disepakati sebesar 50 ribu untuk mengantar kami berlima dengan sistem keberangkatan 2-1-2, jadi pertama 2 kawan gue dianter terus balik lagi jemput kawan gue yang agak gendut, terus balik lagi mengangkut gue dan kawan gue dan pada akhirnya semua sampai di penginapan.
Sampai di penginapan kami bersih-bersih sebentar, tapi nggak ada yang berani mandi karena saking dinginnya udara sore itu. Setelah itu segera  cari makanan buat si lambung yang udah mulai merengek-rengek minta diisi, dan kami tutup hari ini dengan tidur berkualitas untuk recovery tenaga.

Minggu 23 Desember 2012
Jam setengah 3 pagi gue udah harus bangun dan bersiap-siap untuk melihat sunrise di Pananjakan 1 menggunakan Jeep yang sebelumnya sudah gue pesan kemarin dengan harga 500 ribu sudah termasuk paket perjalanan ke Bukit Teletubies dan Pasir Berbisik.
Sempat kami nyasar di tengah luasnya padang pasir Bromo karena si bapak pengemudi Jeep agak lupa jalurnya, hadeuhh... tapi akhirnya berhasil menemukan jalan yang benar setelah melihat di kejauhan ada lampu-lampu iringan kendaraan lain yang menuju ke pananjakan juga.
Jam 05.00 gue sudah sampai di pananjakan 1 dan segera mencari spot yang bagus untuk melihat golden sunrise Bromo yang terkenal itu. Malu-malu tapi pasti si matahari pun akhirnya menunjukkan dirinya, langit yang semula hitam pekat berubah dan bergradasi warna biru dan kuning, desa Cemoro Lawang tempat gue menginap terlihat seperti berada dipinggir jurang yang menganga yang tertutup kabut yang begitu tebal, Gunung Batok, Gunung bromo dan puncak Mahameru yang menjulang gagah dibelakangnya tertatan sangat sempurna... ya Allah... indah sekali...
Golden Sunrise di Pananjakan 1
lauatan awan....
Puas menikmati keindahan disana dan tak lupa berfoto-foto ria, kami pun turun dari Pananjakan 1 untuk kemudian menuju Bukit Teletubies, kawah Bromo kami lewati karena kemarin kami sudah mengunjunginya.
Di bukit teletubies gue hanya berfoto sebentar dan makan bakso 2 mangkok, lumayan murah harganya cuma 6 ribu untuk satu mangkok.
Maaf sedikit narsis, lupa foto panorma soalnya :p
Perjalananpun dilanjutkan menuju Pasir Berbisik, oiya kalo dari pananjakan menuju bukit teletubies pasti terlebih dahulu melewati Pasir Berbisik, tapi gue pilih mampir ke Pasir Berbisik pas jalan menuju pulang.
Pasir Berbisik
Selesai sudah trip singkat di area Gunung Bromo, dan kami pun kembali ke penginapan untuk bersiap menuju Ranu Pane melewati kaldera Gunung Bromo dengan menggunakan mobil bak terbuka.

Bersambung di Post Berikutnya ya :)

Wassalam...

Wednesday, May 29, 2013

Boling SAWARNA

Ini adalah kisah antara gue dan pantai, antara gue dan langit-Nya yang biru, antara gue dan riak ombak yang pecah di pesisir pantai berkarang, inilah dimana jiwa gue merasa menyatu dengan indahnya SAWARNA.

Semua telah terencana begitu matang, antara gue, Om Jon, Om Bagol, Abang Chudori, dan Om Yudi.
Jadilah Minggu pagi itu kami pergi meninggalkan padat dan sesaknya Jakarta.
Sekitar 7,8, atau 9 jam lagi kami ditemani kuda-kuda besi kami akan tiba disana, di tempat yang banyak orang bilang The Hidden Paradise di Banten Selatan.

Lama Benar memang rasanya kami di perjalanan nanti, karena kami memang sengaja memilih rute melewati Bogor-Jasinga-Rangkasbitung-Cileles-Gunung Kencana-Malingping-Bayah-Sawarna. Sedangkan Rute terdekat, yaitu melewati Sukabumi-Pelabuhan Ratu kami pilih sebagai rute pulang nanti. Kenapa sih kami lebih memilih rute yang jauh? Kenapa bukan memilih rute yang lebih dekat aja, kan ada tuh lewat Sukabumi-Pelabuhan Ratu? Bukannya nyape-nyapein badan ya? Yaaa.... tapi inilah yang disebut berpetualang kawan, tinggalkan jejak di ujung dunia sekalipun, dan kepuasan itulah yang tidak bisa dibeli.

29 Oktober 2012, tepatnya jam 7 pagi kami berangkat dari Depok. Tak perlu pake kebut-kebutan, tak perlu salip-salipan. Cukup dengan 2 jam kami sampai di daerah Dramaga-Bogor untuk istirahat sejenak sambil mengisi bahan bakar.



Tak mau berlama-lama beristirahat, perjalanan pun kami lanjutkan menuju leuwiliang. Keadaaan jalan sepanjang dramaga-leuwiliang lumayan bagus, walau kadang-kadang ada jalan yang sedikit berlubang. Tancap gas terus kami melewati daerah Cigudeg yang kanan kiri jalannya penuh ditumbuhi tanaman Kelapa Sawit. Sampai akhirnya kami tiba di daerah Cipanas dan waktu saat itu menunjukkan pukul 10.30. Artinya dari Depok-Cipanas kami tempuh dalam waktu 3,5 jam, lumayan lama karna kembali pada moto kami semula "Alon-alon asal klakon".

Sebenarnya saat itu perut sudah terasa keroncongan, tapi perjalanan tetap kami lanjutkan menuju daerah selanjutnya Sajira-Rangkasbitung, Waktu menunjukkan pukul 11.00 saat itu, dan kami sudah hampir sampai di Rangkasbitung, namun ada sedikit insiden saat kami diberhentikan polisi yang sedang melakukan Rajia kendaraan bermotor, dan apesnya waktu itu SIM nya Om Bagol ketinggalan... Jeng....jenggggg!!!! Akhirnya terpaksa tuh Om Bagol merelakan 100rb nya buat makan siang Pak Polisi, sabar ya Om :D



Memasuki Kota Rangkasbitung kami agak kebingungan mencari jalan yang mengarah ke Gunung Kencana, karena menurut petuah salah satu Om Sepuh di Kaskus kalau mau ke Sawarna jangan lewat daerah Pandeglang karena kami akan dihadapkan pada jalanan yang rusak parah. Keep Asking!!! Sesuai dengan baju yang gue pakai, tanpa nyasar kami tiba di daerah Cikulur dan ini memang rute yang benar menuju Malingping.

Waduh, kami lupa untuk mengisi bensin penuh di Rangkasbitung. Karena menurut Om Sepuh Kaskus di sepanjang jalan Rangkasbitung sampai Malingping kita tidak akan menemui Pom Bensin. Memang sudah terlanjur jalan, dan sudah sampai Cikulur kami pun mengisi bensin eceran di sebuah warung sekaligus untuk Istirahat,waktu saat itu menunjukkan sekitar pukul 12.00 .

Tepat jam 12.30 kami lanjutkan perjalanan kami melewati Cileles kemudian Gunung Kencana. Jalan yang kami lalui begitu sepi, tidak recomended untuk perjalanan malam hari apalagi sendirian. Medan jalannya sih lumayan bagus, tapi ada juga jalan yang sedang diperbaiki, dan mungkin paling lama kurang lebih 1 tahun lagi keadaan jalan sepanjang Cileles-Gunung Kencana sudah bagus.



Melewati Cicaringin, Kandang Sapi dan beberapa desa lain, kami pun tiba di Malimping pukul 14.45. Untuk sekedar informasi bahwa di sepanjang jalan antara Rangkasbitung-Malingping ada beberapa pertigaan jalan, jadi Keep Asking aja gan setiap nemuin pertigaan jalan, supaya tidak nyasar.

Mampir dulu ke Pantai Bagedur yang berjarak sekitar 1,5 Km dari Terminal Bis Malingping. Pantai Bagedur terkenal luas pesisirnya dan anginnya pun cukup kencang, bikin semangat kami kembali terpacu setelah perjalanan jauh yang cukup melelahkan. Disini kami sempatkan makan siang, hampir jam 3 baru makan siang? sian banget dah! cuma pake Mie Instan lagi! Setelah makan sambil sesenggukan nahan nangis karena sedih, kami sempatkan foto-foto sejenak dan ketika waktu menunjukkan pukul 15.30 kami lenjutkan perjalanan menuju Sawarna.



Malingping - Sawarna
Pemandangannya sangat bagus dan jalannya pun sangat mulus, surgaaaaaaa.... :D
Memang benar sepanjang jalan ini isinya cuma pantai sama sawah penduduk doang, sebenernya ingin sekali gue mampir di pantai-pantai yang gue lewati, namun mengingat waktu sudah sangat sore takut-takut di Sawarna nanti nggak kebagian tempat nginep, kami bablaskan saja sampai sekitar 1,5 jam kami memasukki gerbang masuk Sawarna.

Makan...makan...makan....!!! Cuma itu yang terlintas di otak gue setelah sampai Sawarna. Kami memutuskan untuk mencari penginapan terlebih dahulu plus...plus...plus... cari makan tentunya. Dapet juga penginapan di Little Sawarna Hula - Hula, cukup dengan 110 ribu perorang plus makan 3 kali. Menurut gue sih terbilang murah, karena dipenginapan ini sudah terdapat TV kabel 2 Kasur empuk dan kamar mandi di dalam, recomended banget dah.

Sampai jam 17.00 perut belum juga terisi nasi, sangat-sangat keroncongan. Tapi indahnya sunset di pantai yang persis berada tepat di seberang penginapan tak akan mungkin kami lewatkan begitu saja. Dengan langkah gontai, terseok-seok, tertatih -tatih, terngesot-ngesot, sambil nangis sesegukan kami berjalan menyusuri kebun kelapa dan akhirnya di depan kami cuma ada laut,pasir,langit,matahari dan disitu cuma ada kami aja, berasa pantai sendiri deh. Lebay....






Malam pun datang dan makanan pun datang pula, Surgaaaaa..... !
Usai makan-Bengong-Ketawa-Bengong  Lagi-Ketawa Lagi, akhirnya satu persatu jiwa kami memasukki alam mimpi, yup... beristrirahat sejenak untuk memulihkan tenaga guna mengejar sunrise esok pagi.

Huaaaa..........!!! waktu saat itu sudah menunjukkan pukul 07.00 dan kami baru terbangun, dan artinya gagal dapet sunrise. Dengan langkah tergopoh-gopoh kami bergegas mandi lalu sarapan pagi untuk selanjutnya menuju Pantai Lagoon pari.

Ke Pantai Lagoon Pari
Jalur perjalanan menuju Pantai lagoon Pari itu sangat tidak direkomendasikan dengan mengendarai Sepeda Motor saat itu, tapi kami malah bawa Motor dan akhirnya kami rasakan sendiri penderitaannya. Bukan kami yang menanggung derita itu, tapi motor-motor yang kami tumpangi yang naas mengalaminya. 


 2 km kami lalui kurang lebih 1 jam, dan akhirnya sampi juga di Lagoon Pari. Indah kawan! sunguh indah, sunyi dan bersih. Perkenalkan, inilah Pantai Lagoon Pari.



Tak hanya berhenti sampai disini,perjalanan kami lanjutkan ke pantai Tanjung layar yang terkenal karena terdapat dua batu besar yang berdiri tegak seperti layar perahu.


Di sana kami habiskan waktu untuk berfoto-foto ria sambil menikmati keindahan pantainya. Belum puas rasanya kami berada disana, namun jam sudah menunjukkan pukul 12.00 artinya kami sudah harus bali ke home stay untuk packing perlengkapan untuk kembali menuju Jakarta.
Jam 14.00 kami meninggalkan desa Sawarna.

Wassalam...