Pages

Friday, June 7, 2013

Ini di Bromo Lho.....

 Perjalanan lumayan panjang dimulai. Sore itu Kamis 20 Desember 2012 gue sudah sampai di Stasiun Pasar Senen, waktu di hape baru menunjukkan jam 19.00, artinya masih ada 1,5 jam lagi kereta Serayu Malam yang akan mengantar gue ke Bandung tiba.
Bromo.... itu tujuan yang akan gue capai kali ini. Sambil menunggu waktu keberangkatan kereta, gue sempetin dulu buat makan malem di warteg pinggir stasiun sambil menunggu 4 kawan gue yang lain. Tidak lama kemudian satu persatu kawan-kawan tiba, ikutan isi perut juga mereka karena kita semua ini baru pulang kerja.
Selesai mengisi perut dan membeli beberapa cemilan untuk di jalan nanti, langsung aja gue menuju pintu masuk stasiun dan standby di peron keberangkatan, karena 15 menit lagi kereta tiba.
Jam 20.30 kereta yang gue tumpangi berangkat menuju Kiaracondong(Bandung) sampai sekitar jam 00.00 gue tiba disana. Karena masih menunggu kereta Pasundan yang baru berangkat esok pagi menuju stasiun gubeng surabaya, akhirnya gue putuskan untuk bermalam dulu di stasiun.

Jum'at 21 Desember 2012
Pagi benar waktu itu dan gue udah bangun karena dingin sekali rasanya udara disini, waktu di hape menunjukkan jam 05.00, udah aja gue langsung ke toilet buat bersih-bersih sekalian shalat subuh. Selesai semua gue langsung bergegas masuk ke kereta yang jadwal berangkatnya jam 06.00.
Satsiun Kiaracondong
Ya.. sekarang sudah jam 6 dan kereta pun berangkat, dan ini adalah 17 jam yang sangat panjang yang bikin pant*t rasanya udah perih kalo dibuat duduk, yang bikin pinggang serasa encok, yang bikin gelisah banget... pokoknya semua rasa ada deh di dalam kereta ini.
 
Masih seger...
Kasian kawan gue yang satu ini :p
Agak telat sepertinya, karena kami tiba di stasiun Gubeng (Surabaya) jam 00.30. Langsung aja gue keluar stasiun dan mencari angkutan menuju terminal bungurasih, tawar menawar terjadi dengan supir taksi dan akhirnya disepakati harga 50ribu berlima sampai terminal Bungurasih.
Sampai terminal Bungurasih langsung cari-cari bis jurusan Probolinggo. Waktu itu gue liat ada tuh bis jurusan probolinggo dan langsung masuk aja supaya nggak kesiangan sampai Cemoro Lawang nanti. Dan ternyata sodara-sodarahhh.... bangku di dalam bis sudah penuh, dan gue berdiri sepanjang 3 jam perjalanan Surabaya-Probolinggo, maknyosss banget dah.
Jam 04.00 gue sampai di terminal probolinggo.Untuk mencari Elf jurursan cemoro lawang cukup jalan sedikit ke depan terminal dan belok kiri, dan gue menemukan banyak Elf yang dimaksud.
Di dalem Elf
Kebetulan waktu itu masih pagi, jadi gue bisa bareng rombongan pedagang sayur yang akan menuju Cemoro Lawang, jadi gue ga perlu lama-lama nunggu Elf penuh ataupun harus mencarter, cukup dengan 25rb saja gue bisa sampai di Cemoro Lawang.

Sabtu 22 Desember 2012
Matahari baru saja menunjukkan sinarnya dan menyabut gue yang saat itu tiba di Cemoro Lawang sekitar jam 06.00. Disitu gue turun dan diberitahu supir Elf tempat penginapan murah yang ada disana, sayang gue lupa namanya yang jelas letaknya sekitar 20 meter sebelum hotel Cemara Indah, tempatnya ada di kanan jalan. Penjaga penginapan menawarkan harga 250 ribu permalam dengan fasilitas tambahan TV, langsung aja gue tawar dan akhirnya disepakati harga 150 ribu, disitu gue menyewa 2 kamar yang mau tidak mau harus muat untuk gue dan keempat kawan gue.
Penginapannya yang dikasih tanda panah merah
Langit yang masih menguning di sisi timur desa memaksa gue untuk keluar dari penginapan untuk menikmatinya dan bernarsis-narsis ria padahal sebenarnya badan ini masih sangat letih dan mengantuk karena perjalanan 2 hari kemarin yang cukup melelahkan.
Pagi di Desa Cemoro Lawang


Banyak sayuran
Sampai sekitar jam 08.00 kami menikmati pagi di Cemoro Lawang, lalu kemudian sarapan nasi goreng yang dijual warga disana menggunakan sepeda motor, harganya 8 ribu sudah mendapatkan bonus Aqua gelas.
Selesai sarapan pagi, kemudian segera menuju penginapan untuk bersih-bersih badan sebentar dan menyempatkan diri untuk memejamkan mata sebentar.
Sejam kemudian gue terbangun dan membangunkan kawan-kawan yang lain untuk tracking ceria ke kawah gunung Bromo. Setelah semua, siap tracking ceria pun dimulai jam 10.00, tapi nggak lewat jalur resmi. Bukan karena kesengajaan sebenarnya itupun karena warga disana yang memberitahu kami jalurnya hehehehe....

Turun ke bawah sini trackingnya....
Jalan berdebu...
Kawasan di bromo memang sangat indah, tapi ada satu hal yang menurut gue bikin ilfil sedikit sama kawasan disini. Sepanjang jalur sampai menuju kawah, dihiasi oleh kotoran-kotoran kuda yang terhampar disana, dan gue paling nggak kuat kalo nyium bau-bau kaya beginian, bukan berarti gue sombong lho ya... tapi nggak tau kenapa udah sejak  2 tahun ini gue langsung mual-mual dan muntah-muntah kalo nyium bau-bau yang nggak enak seperti halnya kotoran kuda ini, dan benar saja gue dapet jackpot disini. Tapi apa boleh buat setelah itu gue paksa buat nahan-nahan rasa mual gue itu.
Jalan santai sekitar 2 jam sambil foto-foto, dan malah sempat berfoto diatas kuda disana  dengan tarif 5 ribu akhirnya gue sampai di kawah gunung Bromo, dengan dengkul sedikit bergetar dan nafas yang memburu kecapean haha...
Setelah puas berfoto-foto dan menikmati pemandangan disekitar kawah, gue mutusin buat turun dan kembali ke penginapan karena sudah cukup lelah dan mengantuk berat. Tidak lama setelah kami turun dan sampai di sebuah Pura yang ada disana, tiba-tiba hujan turun lebat sekali, langsung aja gue dan kawan-kawan mengambil langkah seribu menuju satu-satunya tempat berteduh yang letaknya berjejer setelah palang-palang tempat mengikat kuda, lumayan jauh sodara-sodarahhhh...
Dengan pakaian yang sedikit banyak basah, langsung aja gue pesen mie rebus 2 porsi dan segelas teh manis untuk menghangatkan diri. Jam di hape sudah menunjukkan pukul 16.00 dan belum ada tanda-tanda kalau hujan akan berhenti, memang saat itu hujan sudah tidak terlalu deras namun jika saat itu gue paksakan untuk berjalan menuju penginapan sudah dijamin pasti badan akan basah kuyup.
Saat hujan baru reda, dan kemudian hujan lagi :'(
Disitu ada bapak-bapak yang menawarkan jasa ojek sampai ke penginapan dengan harga yang akhirnya disepakati sebesar 50 ribu untuk mengantar kami berlima dengan sistem keberangkatan 2-1-2, jadi pertama 2 kawan gue dianter terus balik lagi jemput kawan gue yang agak gendut, terus balik lagi mengangkut gue dan kawan gue dan pada akhirnya semua sampai di penginapan.
Sampai di penginapan kami bersih-bersih sebentar, tapi nggak ada yang berani mandi karena saking dinginnya udara sore itu. Setelah itu segera  cari makanan buat si lambung yang udah mulai merengek-rengek minta diisi, dan kami tutup hari ini dengan tidur berkualitas untuk recovery tenaga.

Minggu 23 Desember 2012
Jam setengah 3 pagi gue udah harus bangun dan bersiap-siap untuk melihat sunrise di Pananjakan 1 menggunakan Jeep yang sebelumnya sudah gue pesan kemarin dengan harga 500 ribu sudah termasuk paket perjalanan ke Bukit Teletubies dan Pasir Berbisik.
Sempat kami nyasar di tengah luasnya padang pasir Bromo karena si bapak pengemudi Jeep agak lupa jalurnya, hadeuhh... tapi akhirnya berhasil menemukan jalan yang benar setelah melihat di kejauhan ada lampu-lampu iringan kendaraan lain yang menuju ke pananjakan juga.
Jam 05.00 gue sudah sampai di pananjakan 1 dan segera mencari spot yang bagus untuk melihat golden sunrise Bromo yang terkenal itu. Malu-malu tapi pasti si matahari pun akhirnya menunjukkan dirinya, langit yang semula hitam pekat berubah dan bergradasi warna biru dan kuning, desa Cemoro Lawang tempat gue menginap terlihat seperti berada dipinggir jurang yang menganga yang tertutup kabut yang begitu tebal, Gunung Batok, Gunung bromo dan puncak Mahameru yang menjulang gagah dibelakangnya tertatan sangat sempurna... ya Allah... indah sekali...
Golden Sunrise di Pananjakan 1
lauatan awan....
Puas menikmati keindahan disana dan tak lupa berfoto-foto ria, kami pun turun dari Pananjakan 1 untuk kemudian menuju Bukit Teletubies, kawah Bromo kami lewati karena kemarin kami sudah mengunjunginya.
Di bukit teletubies gue hanya berfoto sebentar dan makan bakso 2 mangkok, lumayan murah harganya cuma 6 ribu untuk satu mangkok.
Maaf sedikit narsis, lupa foto panorma soalnya :p
Perjalananpun dilanjutkan menuju Pasir Berbisik, oiya kalo dari pananjakan menuju bukit teletubies pasti terlebih dahulu melewati Pasir Berbisik, tapi gue pilih mampir ke Pasir Berbisik pas jalan menuju pulang.
Pasir Berbisik
Selesai sudah trip singkat di area Gunung Bromo, dan kami pun kembali ke penginapan untuk bersiap menuju Ranu Pane melewati kaldera Gunung Bromo dengan menggunakan mobil bak terbuka.

Bersambung di Post Berikutnya ya :)

Wassalam...